“Harmoni Gubernur dan Wagub Percepat Visi Sulut Maju Berkelanjutan”
Manado, FAJARMANADO.CO.ID
– Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Dr. Johannes Victor Mailangkay, SH, MH, kembali menegaskan komitmennya untuk menjaga keharmonisan kepemimpinan di tengah dinamika politik yang berkembang pasca-Pemilu Gubernur 2024. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade di dunia politik, Mailangkay membagikan kunci suksesnya dalam menjalankan peran sebagai wakil gubernur.
Dalam rapat koordinasi dengan wartawan di Ruang FJ Tumbelaka, Kantor Gubernur Sulut, Senin (3/11/2025), Mailangkay menyatakan bahwa dirinya selalu berusaha berpikir strategis seperti seorang gubernur, namun tetap bertindak sebagai wakil yang loyal dan mendukung. Acara ini menjadi kesempatan bagi Mailangkay untuk menjelaskan tugas konstitusionalnya dan menepis isu persaingan internal yang sering muncul di pemerintahan daerah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, wakil gubernur bertugas mewakili gubernur dan membantu pelaksanaan fungsi pengawasan secara keseluruhan. Mailangkay menjelaskan bahwa fungsi pengawasan ini mencakup peran seperti inspektorat, serta posisi wakil gubernur yang setara dengan Sekretaris Provinsi (Sekprov) dan kepala-kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai pembantu gubernur. Ia dilantik sebagai wakil gubernur pada 20 Februari 2025 bersama Gubernur Yulius Selvanus.
“Saya sangat menyadari posisi saya sebagai wakil gubernur. Misalnya, jika saya menerima kunjungan tamu, itu berarti saya mewakili gubernur dan ditugaskan olehnya,” tegas Mailangkay.
Dalam imbauannya terkait pemberitaan, Wagub Victor Mailangkay menekankan pentingnya media untuk menghindari penggambaran yang menciptakan kesan adanya persaingan antara dirinya dan gubernur. Ia menilai narasi semacam itu dapat mengganggu stabilitas pemerintahan dan fokus pembangunan daerah.
Dr. Johanes Victor Mailangkay,SH .MH Sebagai politikus senior kelahiran Makassar pada 20 September 1957, dikenal sebagai figur yang dekat dengan masyarakat.
Kontribusinya di DPRD Sulut, termasuk dalam ibadah pagi dan kegiatan legislatif, sering disebut sebagai contoh kepemimpinan yang inklusif.
Pernyataan Mailangkay ini tidak hanya menjawab isu internal pemerintahan, tapi juga menginspirasi bagi generasi muda di Sulut. Di tengah tantangan seperti peningkatan kualitas pendidikan dan pembangunan, harmoni antara gubernur dan wakil diharapkan mempercepat visi “Sulut Maju, Sejahtera, dan Berkelanjutan.”





