Sulawesi Utara, FAJARMANADO.CO.ID – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dengan penuh semangat memaparkan rencana besar Tomohon International Flower Festival (TIFF) 2025. Gubernur Yulius, dikenal akan visi progresifnya, memimpin presentasi yang dihadiri Wali Kota Tomohon Caroll J.A. Senduk, S.H., dan Ketua Panitia TIFF 2025 Vonny Pascoal Pangemanan. Acara ini menandai langkah signifikan dalam pengembangan TIFF yang kini memasuki tahun ke-17 penyelenggaraannya.

TIFF 2025 dirancang bukan sekadar festival bunga biasa. Gubernur Yulius menegaskan, “TIFF 2025 adalah simbol kebangkitan pariwisata Sulut yang berdampak sistematis, menjadi wajah Sulut di mata dunia internasional.” Visi ini diperkuat dengan strategi kolaborasi lintas sektor, termasuk integrasi dengan North Sulawesi Investment Forum (NSIF) dan program Diplomatic Tour yang melibatkan Kementerian Luar Negeri dan Bank Indonesia. TIFF tak hanya menjadi atraksi wisata, tetapi juga jembatan investasi dan diplomasi budaya.

Wakil Gubernur Victor Mailangkay menambahkan fokus pada pemberdayaan ekonomi kreatif dan UMKM lokal. “Dukungan kami menyeluruh, dari infrastruktur hingga promosi global. Kami ingin pelaku UMKM dan masyarakat merasakan manfaat langsung TIFF,” ujarnya.
TIFF 2025 menargetkan 65.000 wisatawan langsung dan lebih dari 1 juta penonton digital dari berbagai negara. Puncak acara akan menampilkan Tournament of Flowers, parade kendaraan hias bertaraf internasional, serta beragam main event dan side event berkelas dunia.

Kehadiran Forkopimda Provinsi Sulut dan Kota Tomohon dalam presentasi ini menunjukkan sinergi kuat antar lembaga untuk memastikan kesiapan festival dari segi keamanan, logistik, dan penyelenggaraan.
Gubernur Yulius menutup presentasi dengan pernyataan filosofis, “TIFF adalah ruang hidup bagi budaya dan alam Sulawesi Utara. Ini komitmen kami untuk membangun peradaban pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan.”
Dengan melibatkan 15 kabupaten/kota se-Sulut, Gubernur Yulius dan Wagub Victor membuktikan komitmen membangun destinasi unggulan yang berakar pada kekuatan lokal namun berdaya saing global. Sejalan dengan visi RTRW Sulut 2025-2044, kepemimpinan mereka telah menempatkan Sulut sebagai episentrum pariwisata floral Asia Pasifik.






