FAJARMANADO.CO.ID – Walikota Tomohon, Caroll Senduk menghadiri Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Bidang Pencarian dan pertolongan Bagi Masyarakat Kelurahan Kinilow, Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara, di Aula Daan Mogot, Kompleks Rindam XIII/Merdeka. Kamis,(11/07).
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Bina Potensi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan mulai tanggal 9 – 11 Juli 2024.
Walikota Tomohon pada kesempatan tersebut menyampaikan selaku pemerintah Kota Tomohon saya mengapresiasi dan berterima kasih kepada kepala
Basarnas-RI melalui
direktur bina potensi
Dan juga kepada kepala kantor SAR Manado atas perhatian dan kesempatan yang diberikan bagi kota tomohon untuk menjadi lokus pelaksanaan kegiatan yang positif ini.
Penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab kita bersama, pemerintah daerah tidak dapat bekerja sendiri dalam kerja-kerja kemanusiaan, ini semua membutuhkan kolaborasi dan sinergitas bagi semua elemen pemerintah dan stakeholder
kebencanaan lainnya termasuk peran serta masyarakat.
Oleh karena itu kegiatan-kegiatan seperti ini sangat membantu kami pemerintah daerah dalam pelaksanaan pelayanan publik khususnya dalam hal pelayanan penanggulangan
bencana di kota tomohon.
Kota tomohon sebagai kota kecil dengan luas wilayah 147,21 km2, yang terletak pada ketinggian kira-kira 900-1100 mdpl, dengan perbukitan dan pegunungan, suhu udara rata-rata pada 20 derajat – 20 derajat celcius.
Jarak antara ibu kota provinsi kota manado ke kota tomohon kurang lebih 25 km. jumlah penduduk kota tomohon saat ini berjumlah 102.724 jiwa, dengan lima wilayah kecamatan dan 44 kelurahan.
Secara historikal kebencanaan kota tomohon pernah terjadi tanggap darurat bencana erupsi gunung lokon terakhir pada tahun 2011, dan bencana skala kecil lainnya seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan kebakaran hutan dan lahan.
Dari indeks risiko bencana kota tomohon s/d tahun 2023 dalam hal jenis bencana secara umum berada pada tingkat risiko sedang, khusus untuk bencana gunung berapi kota tomohon berada pada tingkat risiko tinggi, karena terdapat dua gunung berapi aktif (lokon dan mahawu) dalam wilayah pemerintahan kota tomohon.
Hadirin yang saya hormati,
data statisik kebencanaan yang disajikan dalam profil data informasi bencana indonesia dalam lima tahun terakhir ini menunjukan angka kejadian dan korban yang masih cukup tinggi.
Tentu, hal ini memberikan indikasi bahwa masih banyak tugas yang harus kita lakukan untuk mengurangi risiko bencana dan dampak dari bencana itu sendiri.
Kegiatan yang dilakukan saat ini adalah sejalan dengan program prioritas nasional, program prioritas provinsi sulut dan dalam visi dan misi kami yaitu resiliensi dan penguatan mitigasi bencana, bukan untuk menghilangkan bencana tapi untuk risiko bencana itu sendiri.
Meminimalisir masyarakat
harus menjadikan kesiapsiagaan
bencana sebagai budaya karna hampir seluruh wilayah di indonesia berada pada daerah rawan bencana.
membangun sinergitas dan memperkuat koordinasi seluruh sektor pentahelix yaitu pemerintah, dunia usaha, akademisi, media dan seluruh lapisan masyarakat. serta membangun sistem sampai di tingkat paling bawah yaitu tingkat lingkungan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kebencanaan yang merupakan harapan kita semua.
Kegiatan dihadiri oleh Direktur Bina Potensi Basarnas, Agus Haryono SS, MBA, Danrindam XIII/Merdeka, Kolonel Inf, Ahmad Marzuki, Kepala BPBD Provinsi Sulawesi utara, George Randang, Kepala BPGMBGT Sulawesi – Maluku, Juliana Rumambi, Kabag Ops Polres Tomohon, AKP Erwin Mantiri, Pabung 1302 Minahasa, Mayor CBA Novel Marijan dan Kalaksa BPBD kota Tomohon Hengky Supit, Camat Tomohon Utara, Ricky Supit.